Tukang ojek, naik umroh tiga kali seminggu
Di angkat dari sekumpulan tukang ojek yang memang sering sekali mangkal dan juga bercerita tentang penghasilannya yang memang kadang kala mendapatkan dalam jumlah yang besar, dan juga terkadang memang hanya cukup untuk makan hari ini, dan harus memikirkan hari esok.
Saya merasa kagum kepada para driver online yg mangkal di depan salah satu komplek cibubur daerah tersebut, tempatnya memang terlihat adem ayem karena masih banyak pepohonannya sehingga tempat tersebut bisa di jadikan salah satu tempat para tukang ojek berkumpul untuk mencari rezeki.
Ketika menunggu handpone berbunyi yang menandakan adanya orderan masuk, mereka bercerita soal kehidupan yang di jalaninya, kebetulan saya sedang berada di tempat tersebut dan mendengarkan kisah mereka masing-masing.
Ada yang menyisihkan pendapatannya untuk menyicil rumah sederhana bersubsidi, kredit motor baru, ada juga yang menabung untuk membuka usaha warung kecil-kecilan di kampung halamanya, akan tetapi Yasin salah seorang pengemudi ini terlihat berbeda. Dia menyisihkan sebagian besar pendapatannya untuk Umroh.
Kisah yaain kalau mendapatkan rejeki sebesar Rp150 ribu, dia sisihkan Rp100 ribu buat umroh dan jika ia mendapat Rp100 ribu, yang Rp75 ribu buat umroh. Bahkan ketika ia hanya dapat rejeki sebesar Rp50 ribu pun, hanya Rp10 ribu yang buat dirinya, sisanya untuk Umroh.
Karena saya begitu tertarik dgn kisah yasin ini, saya tanya alamat rumah yang bersangkutan, dengan rekan-rekan seprofesinya, karena saya memang begitu penasaran dengan yang ia jalani sebagai tukang ojek dan memilki niat yang sangat mulia, dan sampai akhirnya rekan yang memang satu tongkrongan tersebut memberi tahu.
Suatu ketika saya mampir ke rumah kontrakannya.
Saya semakin kagum pada Yasin, meski hidupnya terlihat begitu pas-pasan dia alokasikan sebagian besar pendapatannya untuk Umroh, itu yang membuat saya menjadi lebih sadar akan begitu berartinya hidup di dunia ini.
Saat itu kebetulan yasin sedang berada di rumah dan saya sedikit berbincang denganya, dan tiba-tiba saya di sambut oleh isterinya yang keluar dari ruang dapur untuk menyajikan kopi panas untuk saya yang memang sebagai seorang tamu di rumahnya.
Yasin pun memperkenalkan isterinya: "Inilah isteri saya, namanya Umroh ".
Dan ahkirnya sayapun faham, sambil minum kopi dalam hati aku bergumam, "kampreeet ternyata Umroh itu bini nya Yasin".
"Yasin walaupun belum bisa naik haji paling gak, dia sudah bisa naik umroh seminggu sekali bahkan kalo mau bisa sampe tiga kali seminggu "
Salam sehat selalu...